Langsung ke konten utama

BEST PRACTICE GURU MATA PELAJARAN SEJARAH - INTEGRASI NILAI KARAKTER DIKTAT PADA MATA PELAJARAN SEJARAH UNTUK MEMBENTUK GENERASI TANGGUH

INTEGRASI NILAI KARAKTER DIKTAT PADA  MATA PELAJARAN SEJARAH UNTUK MEMBENTUK GENERASI TANGGUH



DAFTAR ISI



 =======================================================================

BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar, serta membantu menjadi manusia yang baik. Untuk membentuk manusia agar menjadi baik dan bijak memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi apabila dibanding dengan menjadikan manusia tersebut cerdas dan pintar. Banyaknya kasus yang terjadi pada pelajar di Indonesia disebabkan karena lemahnya moral yang mereka miliki. Hal tersebut menjadikan problem moral sebagai persoalan yang perlu ditangani secara serius di negeri ini.
Media teknologi yang semakin modern dapat dijadikan alat sebagian kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk merusak nilai-nilai moral. Salah satunya adalah maraknya sinetron yang sangat tidak mendidik untuk generasi penerus bangsa. Lemahnya kepribadian generasi bangsa juga menjadi salah satu pemicu semakin rusaknya moral anak bangsa di Indonesia ini.
Salah satu cara untuk membentuk moral generasi bangsa yaitu dengan menanamkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut dapat ditempuh dengan mengitegrasikan pendidikan karakter melalui mata pelajaran sejarah. Nilai-nilai karakter bangsa seperti disiplin, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran yang terdapat dalam pelajaran sejarah dapat membentuk karakter seorang peserta didik secara efisien. Sehingga peserta didik akan menajadi generasi tangguh dalam menghadapi segala persoalan.
Uraian di atas menjadi dasar penulis untuk meneliti nilai karakter DIKTAT (disiplin, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran) dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran sejarah. Nilai karakter DIKTAT memiliki peran yang sangat kuat dalam membentuk karakter generasi bangsa yang menjadikannya sebagai generasi tangguh.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana mengintegrasikan nilai karakter DIKTAT (disiplin, ingin tahun, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran) dalam mata pelajaran sejarah?
Bagaimana cara menanamkan nilai karakter DIKTAT terhadap peserta didik dalam mata pelajaran sejarah?
Bagaimana cara membentuk generasi yang tangguh dengan nilai karakter DIKTAT?

C.  Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah :
1.      Untuk mengetahui cara mengintegrasikan nilai karakter DIKTAT dalam mata pelajaran sejarah.
2.      Untuk mengetahui cara penanaman nilai karakter DIKTAT pada peserta didik dalam mata pelajaran sejarah.
3.      Untuk mengetahui cara membentuk generasi tangguh dengan menanamkan nilai karakter DIKTAT.

=======================================================================

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A.    Pendidikan Karakter

Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Setelah melewati tahap anakanak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan, 1 999: 5).
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Menurut Lickona (1992) ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu harus disampaikan:
Ø  Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak­anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
Ø  Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;
Ø  Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
Ø  Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam;
Ø  Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral­sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran,
Ø  kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
Ø  Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
Ø  Mengajarkan nilai­nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.

1.      Nilai-Nilai Karakter DIKTAT

Berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010, terdapat 18 nilai dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah :


Ø  Disiplin
Ø  Rasa Ingin Tahu
Ø  Kerja Keras
Ø  Tanggung Jawab
Ø  Toleransi
Ø  Religius
Ø  Jujur
Ø  Kreatif
Ø  Mandiri
Ø  Demokratis
Ø  Semangat Kebangsaan
Ø  Cinta Tanah Air
Ø  Menghargai Prestasi
Ø  Bersahabat/Komunikatif
Ø  Cinta Damai
Ø  Gemar Membaca
Ø  Peduli Lingkungan
Ø  Peduli Sosial



Dalam penelitian ini, penulis akan membahas 5 nilai pendidikan karakter yang ada di atas yang dapat disingkat menjadi DIKTAT, antar lain adalah :
Ø  Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Ø  Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Ø  Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Ø  Tanggung Jawab
 Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Ø  Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

2.      Implementasi Pendidikan Karakter

Menurut Fitri (2011), strategi pembelajaran pendidikan karakter dapat dilihat dalam empat bentuk intregrasi salah satunya adalah integrasi dalam mata pelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam penyusunan silabus dan indikator yang merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP. Selain itu juga dapat dilakukan dengan integrasi melalui pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan ketika di dalam dan di luar pembelajaran.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan membina kepribadian dan karakter seseorang (Ghufron, 2011).

B.     Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85). Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana,2004:28).
I Gde Widja (1989: 23) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini. Pendapat I Gde Widya tersebut dapat disimpulkan jika mata pelajaran sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta­fakta dalam ilmu sejarah namun tetap memperhatikan tujuan pendidikan pada umumnya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi tang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri ini, bahwa mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
(           1)   Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan                sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
(           2)   Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan                            didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan
(           3)   Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan  sejarah sebagai            bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau
(           4)   Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia                    melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan                      datang
(           5)   Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang              memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang            kehidupan baik nasional maupun internasional.

C.    Generasi Tangguh

Orang yang tangguh adalah orang yang mampu menghadapi dan mengatasi rintangan, memimpin orang lain dalam melewati situasi berbahaya, dan tetap tegar dan kuat apapun yang dilakukan orang lain padanya. Agar menjadi tangguh, seseorang harus bekerja keras untuk bisa meningkatkan kemampuan dan menghilangkan kekurangan.
Untuk menjadikan bangsa ini yang kuat dan memiliki daya saing tinggi maka diperlukan generasi yang kuat pula. Salah satu upaya untuk membentuk generasi tangguh adalah dengan pembetukan karakter terhadap calon generasi penerus negeri ini. Sehingga akan didapatkan generasi emas yang dapat memimpin dan menghadapi segala rintangan dengan baik.

=========================================================

BAB III

PEMBAHASAN


A.    Integrasi Nilai Karakter DIKTAT dalam Mata Pelajaran Sejarah

DIKTAT merupakan singkatan dari disiplin, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran. Karakter DIKTAT dapat ditanamkan kepada peserta didik salah satunya dengan mengintegrasikannya dengan mata pelajaran dan pembiasaan dalam sehari-hari.  Pengintegrasian nilai-nilai karakter DIKTAT dilakukan dengan memadukan, memasukan, dan menerapkan dalam materi pelajaran sejarah. Berikut adalah integrasi nilai karakter DIKTAT dalam mata pelajaran sejarah:
   1)      Disiplin
Nilai karakter disiplin dapat diintegrasikan ke dalam pemberian tugas di rumah dengan batas waktu yang ditentukan. Nilai disiplin dapat dilihat dari ketepatan waktu peserta didik mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan integrasi terhadap materi adalah dengan cara memasukannya ke dalam materi. Selain itu nilai karakter disiplin juga dapat diintegrasikan dengan pembiasaan saat pembelajaran sejarah. Tata tertib sekolah dapat sebagai alat untuk membuat peserta didik untuk disiplin. Seperti halnya masuk kelas 5 menit sebelum jam pelajaran dimulai, mengangkat tangan apabila ingin bertanya kepada guru, dan selalu menaati intruksi dari guru.
   2)      Ingin Tahu
Nilai karakter rasa ingin tau dapat diintegrasikan dari materi yang ada. Materi sejarah yang membahas tentang masa lampau akan menjadikan anak memiliki rasa ingin tau terhadap kisah yang ada. Materi yang dapat diintegrasikan antara lain adalah :
-          Peradaban Indonesia dan dunia
-          Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
-          Perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang
-          Sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20
-          Perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
-          Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
-          Perkembangan sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan
perkembangan mutakhir
-          Perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-          Perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
-          Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada aba-d ke-20
   3)      Kerja Keras
Nilai karakter kerja keras dapat diintegrasikan dari meteri sejarah meliputi :
-          Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
-          Perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
-          Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
-          Perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-          Perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Selain itu, nilai karakter kerja keras dapat diintegrasikan melalui pembiasaan dalam mengerjakan tugas untuk pantang menyerah dan selalu berusaha sekuat mungkin untuk memberikan jawaban yang terbaik.
   4)      Tanggung Jawab
Integrasi materi pelajaran sejarah dengan nilai karakter tanggung jawab dapat diambil dari :
-          Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
-          Perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
-          Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
-          Perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-          Perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Integrasi dalam pembiasaan juga dapat dilakukan pada dengan pemberian tugas di dalam dan luar kelas,
   5)      Toleran
Nilai karakter toleransi dapat diintegrasikan dari materi perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya orde baru. Selain itu juga dapat dari integrasi pembiasaan yaitu saat diskusi ataupun kerja kelompok.

B.     Cara Menanamkan Nilai Karakter DIKTAT Terhadap Peserta Didik

Nilai karakter DIKTAT (disiplin, ingin tahun , kerja keras, tanggung jawab, dan toleran) dapat ditanamkan melalui pembelajaran sejarah baik dengan integrasi pada materi maupun integrasi dalam pembiasaan yang telah diuraikan di atas. Berikut adalah cara yang dilakukan penulis untuk menanamkan nilai karakter DIKTAT baik di dalam maupun di luar kelas.
1)      Disiplin
Kedisiplinan seorang siswa bergantung pada pribadi guru. Seperti halnya penulis            mendisiplinkan siswa dengan cara berikut ini :
-          Tidak berkuasa dan otoriter terhadap siswa
-          Percaya diri bahwa guru bisa menegakkan disiplin bagi dirinya dan juga siswanya
-          Selalu menepati janji, atau tidak memberikan janji yang tidak mungkin untuk dapat ditepati. Selain itu juga tidak memaksa siswa berjanji memperbaiki perilakunya seketika, karena untuk melakukan perubahan kelebih baik itu dibutuhkan waktu
-          Pandai bergaul dengan siswa dan juga tetap menjaga rasa hormat dihadapan siswanya.
Selain itu, untuk menjaga sebuah kedisiplinan dan melekatkan disiplin menjadi karakter siswa berikut adalah cara yang ditempuh penulis untuk mengintegrasikan nilai kedisiplinan dalam sebuah kebiasaan.
-          Membuat sebuah kesepakatan saat pertama masuk kelas (awal pembelajaran di tahun baru). Kesepakatan yang dimaksud adalah membuat tata tertib yang disepakati antara guru dan siswa.
-          Selalu bersikap adil terhadap seluruh siswa tanpa kecuali. Apabila guru tidak memperlakukan siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan dipandang siswa sebagau guru yang pilih kasih sehingga siswa tidak mau lagi menaati tata tertib yang diberikan olehnya.
-          Menangani siswa yang melakukan sebuah gangguan. Siswa yang mencoba mengganggu berlangsungnya pembelajaran seperti berbicara dengan teman sampingnya, membunyikan sebuah suara di meja, dan menanggapi guru dengan tidak serius harus segera didekati. Seperti halnya berjalan kea rah siswa tersebut dan memebrikan isyarat untuk menghentikan ulahnya atau dengan memebrikan pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari kepada siswa tersebut. Selain itu penulis juga memebrikan humor dalam menegur agar siswa tidak merasa tegang.
-          Selalu konsisten dengan perjanjian yang telah disepakati juga menjadi poin utama dalam menanamkan nilai disiplin terhadap siswa. Apabila ada sebuah keperluan yang harus dilakukan saat jam pelajaran sejarah, sebagai sebuah bentuk kekonsistenan maka guru memberikan tugas kepada siswa yang harus dikumpul pada jam yang telah ditentukan.


2)      Ingin Tahu
Untuk menanamkan rasa ingin tahu kepada siswa, penulis melakukan integrasi dengan mata pelajaran sejarah. Cara-cara yang ditempuh untuk menanamkan rasa ingin tahu pada siswa adalah dengan cara berikut :
-          Memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan survey ke lokasi sejarah dan mencari tahu informasi apa saja yang terdapat ditempat tersebut.
-          Memberikan teka teki silang kepada siswa untuk selanjutnya dikerjakan di dalam kelas.
-          Melakukan diskusi kelompok untuk membahas sebuah materi mata pelajaran sejarah yang kemudian dipresentasikan di depan kelas.

3)      Kerja Keras
Nilai karakter kerja keras dapat ditanamkan kepada siswa dengan integrasi terhadap mata pelajaran sejarah sendiri dan integrasi pembiasaan siswa. Integrasi pada mata pelajaran sejarah dimasukan kedalam sebuah materi yang telah diuraikan pada pembahasan integrasi nilai karakter DIKTAT di atas.
Materi mengenai perumusan naskah proklamasi mengajarkan siswa untuk selalu bekerja keras untuk memperoleh tujuan / cita-cita. Perjuangan masyarakat Indonesia sampai orde baru juga mengajarkan siswa untuk bekerja keras sampai kekuatan kita habis.

4)      Tanggung Jawab
Nilai karakter tanggung jawab dapat ditanamkan melalui materi sejarah yaitu tanggung jawab para pahlawan dalam melaksanakan tugasnya guna kepentingan bangsa. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa juga memiliki tanggung jawab terhadap Negara dan tugas yang dimilikinya.
Selain itu karakter tanggung jawab dapat ditanamkan melalui pemberian tugas. Pengalaman sebagai wali kelas tiap tahun, penulis selalu memberikan tugas kepengurusan kelas terhadap siswa dan dilakukan secara maksimal. Seperti tugas ketua kelas yang selalu menjadi contoh dan mengingatkan teman-temannya, bendahara yang mengurus keuangan kelas, sekretaris yang membuat administrasi kelas dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan di kelas, serta tugas-tugas kepengurusan kelas yang lain. Selain itu untuk siswa yang lain dapat ditanamkan melalui tugas membersihkan ruangan, menghapus papan tulis, meminjam buku keperpustakaan, dan juga mengisi tinta spidol di kantor atau yang lainnya.

5)      Toleransi
Penanaman nilai karakter toleransi dapat diambil dengan memberikan contoh para pejuang bangsa Indonesia terlebih dahulu. Mereka saling menghargai pendapat satu sama yang lain, seperti halnya saat perumusan naskah proklamasi. Selain itu karakter toleransi dapat ditanamkan kepada siswa dengan mengajak untuk diskusi di dalam kelas dan mengeluarkan pendapat mereka masing-masing. Selanjutnya siswa yang lain dapat menanggapi dari pendapat yang disampaikan oleh temannya dengan penuh rasa toleransi.
Nilai karakter toleransi juga dapat ditanamkan melalui agama yang dianut oleh teman-teman dalam satu kelas. Karena dalam satu kelas di sekolah penulis, terdapat beberapa agama. Perbedaan ibadah dan do’a dapat dijadikan pembelajaran serta pembiasaan siswa untuk saling bertoleransi.

C.    Cara membentuk generasi tangguh dari Nilai Karakter DIKTAT

Integrasi dan penanaman karakter DIKTAT kepada peserta didik diharapkan mampu membentuk generasi yang tangguh untuk menghadapi segala persaingan di negeri ini. Disiplin yang telah tertanam dalam diri seorang anak akan menjadikan anak tersebut memiliki manajemen waktu yang baik. Sehingga pekerjaan yang dimiliki akan selesai dengan target yang telah ditentukan tanpa membuah waktu dengan sia-sia. Rasa ingin tahu yang dimiliki seseorang juga akan mengembangkan pola pikir mereka. Sehingga akan menjadikan mereka sebagai anak yang kritis dan cerdas untuk selalu aktif berpikir dan menemukan hal-hal baru yang diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru di Indonesia.
Karakter kerja keras dalam diri seseorang akan membuat mentalnya tidak mudah lemah. Selalu memiliki semangat dalam melaksanakan kewajiban yang dimiliki dan pantang menyerah. Bekerja secara optimal dan memiliki tekad untuk selalu meraih apa yang diinginkan. Selanjutnya karakter tanggung jawab akan membawa anak menjadi seorang yang berani mengambil resiko apapun yang terjadi dan tetap berusaha dengan kerja keras untuk apa yang diinginkan maupun dalam pekerjaannya. Dalam menyempurnakan karakter diatas maka diperlukan sebuah toleransi agar anak dapat menjadi pemimpin dalam bidangnya secara bijak dan menghargai pendapat orang lain. Sehingga akan tercipta pemimpin dari generasi yang tangguh di negeri ini.



 ======================================================================= 

BAB IV

PENUTUP

A.    Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya terkait dengan integrasi nilai karakter dengan mata pelajaran sejarah untuk membentuk generasi yang tangguh antara lain adalah :
1.      Penelitian dapat mengambil nilai karakter yang lain dari 18 nilai yang ada untuk lebih mengetahui karakter mana yang paling kuat dalam mempengaruhi kepribadian seseorang.
2.      Penelitian dapat secara lebih mendalam mengurai dalam integrasi nilai karakter terhadap mata pelajaran sejarah dalam satu atau beberapa materi yang ada.
3.      Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengetahui factor-faktor internal apa saja yang mempengaruhi penanaman karakter siswa.

B.     Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk membentuk generasi yang tangguh dan dapat menghadapi daya saing global yang ada maka diperlukan pendidikan karakter. Nilai karakter yang dimaksud adalah DIKTAT (disiplin, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran). Karakter tersebut memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding dengan yang lain dalam pembentukan generasi yang tangguh atau kuat.
Penanaman nilai karakter dapat dilakukan dengan integrasi ke dalam materi pelajaran sejarah itu sendiri atau dengan integrasi pembiasaan sehari-hari. Integrasi dalam mata pelajaran dapat diambil dengan menyangkutkan materi yang sedang dipelajari, sedangkan untuk integrasi pembiasaan dapat dilakukan dengan melakukan aturan dan kegiatan yang ada di dalam kelas dengan komitmen yang ada.


  ======================================================================

DAFTAR PUSTAKA


Ryan, Kevin dan Karen E. Bohlin. 1999. Building Character in Schools: Practical Ways to Bring Moral Instruction to Life. San Francisco: JOSSEY-BASS A Wiley Imprint.

T. Ramli. 2003. Pendidikan Karakter. Bandung : Angkasa.

Lickona, Thomas. 1992. Educating for Character, How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York : Batam Books.

Nurhayati, Fitri. 2011. “Penanaman Pengembangan Aspek Prestasi Diri dan Nilai Optimisme dalam Film Garuda di Dadaku (Analisis Semiotika terhadap Film Garuda di Dadaku)”. Skripsi S-1. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ghufron, M Nur dan Rini Risnawita S. 2011. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

I Gde Widja. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.


Komentar

  1. Pembahasan ini sangat membantu membuka dan menambah wawasan para guru mapel sejarah dalam penerapan nilai nilai karakter pada peserta didik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL UJIAN MASUK BASIS DATA PRA S2 ILMU KOMPUTER UGM 2017

NetMeeting

NetMeeting Netmeeting merupakan aplikasi bawaan dari sistem operasi Microsoft Windows yang dipergunakan untuk confrence antar komputer. Aplikasi ini berbasis client server khususnya mendukung untuk VOIP (Voice Over Internet Protocol. Netmeeting mendukung untuk melakukan sharing data, chatting seperti layaknya yahoo messenger, IM,Gtalk dan sebagainya. Selain itu netmeeting ini mendukung komunikasi seperti telepon yang dilengkapi dengan fasilitas gambar. Cara kerjanya netmeeting itu sendiri karena mendukung tekhnologi VOIP maka Netmeeting mampu umtuk dilalui trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP yang berbasis packet-switch. Artinya data diubah bentuknya menjadi paket-paket bit dalam proses pengiriman data. Standarisasi protokol komunikasi pada teknologi VoIP adalah jenis protokol H.323.Prinsip kerja Netmeeting hampir sama seperti telepon tradisional yang setiap id diberikan nomor dial tersendiri yang didaftarkan di gatekeeper, jika aplikasi netmeeting ...