SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE TOPSIS DAN TSUKAMOTO BERBASIS ANDROID
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KEBUTUHAN
NUTRISI PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE TOPSIS DAN TSUKAMOTO BERBASIS ANDROID
Tugas Riset Teknologi
Informatika
Expert
System
Diajukan Oleh:
WAHYU SRI MULYANI
(NIM: 3115111328 )
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2014
1.
Latar
Belakang
Makanan dan minuman menyediakan air, energi,
dan nutrisi (zat gizi) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan,
kesehatan, dan sistem kekebalan yang kuat untuk melawan infeksi. Secara umum,
kebutuhan energi dan nutrisi semakin meningkat seiring bertambahnya umur dan
pertumbuhan anak (More J, 2014).
Setiap makanan memiliki jumlah nutrisi yang
berbeda-beda tergantung kandungan yang ada di dalam makanan tersebut. Energi
yang dibutuhkan setiap orangpun berbeda-beda tergantung faktor usia, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas. Begitu juga kebutuhan
nutrisi pada balita.
Asupan gizi yang baik pada balita akan
berperan penting dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan
badan secara optimal memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan otak yang
menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang sering terlihat di lingkungan
masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi
anak pada masa pertumbuhan. Kebanyakan seorang ibu membelikan makanan yang enak
kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang
cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung
banyak gizi.
Jumlah kalori yang dikonsumsi
anak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Apabila kalori yang
dikonsumsi lebih kecil dari kalori yang seharusnya, maka berat badan anak akan
berkurang karena cadangan energi dari lemak akan digunakan. Sebaliknya, apabila
jumlah kalori yang masuk lebih besar dari kalori yang seharusnya, maka berat
badan anak akan meningkat dan mengakibatkan obesitas. Kelebihan energi pun akan
disimpan sebagai lemak. Penumpukan lemak yang berlebihan pada balita akan
mengakibatkan terganggunya masa pertumbuhan.
Asupan nutrisi pada balita
perlu dikontrol untuk menjaga pertumbuhan dan mencegah terjadinya penyakit
metabolik. Akan tetapi kepedulian ibu terhadap asupan gizi seimbang untuk buah
hatinya saat ini semakin menurun. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya
menghitung kalori ideal anak dan menentukan jenis makanan maupun takarannya
sesuai dengan kebutuhan ideal anak.
Pentingya seorang ibu untuk
mengetahui takaran nutrisi yang sesuai untuk balitanya menjadikan dasar penulis
melakukan penelitian sistem pendukung keputusan kebutuhan nutrisi pada balita.
Sitem yang akan dibangun adalah berbasis android, sehingga peluang ibu untuk
menggunakannya sangat besar.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
masalah yang diuraikan dalam latar belakang di atas, maka diperoleh pokok
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana membangun aplikasi
penghitungan kebutuhan nutrisi pada balita menggunakan metode Topsis dan
Tsukamoto berbasis android.
3.
Batasan
Masalah
Untuk membatasi masalah yang diangkat, maka
penulis memberikan batasan sebagai berikut:
1.
Sistem yang dibuat berbasis
android dengan menggunakan aplikasi pengembang Eclipse.
2.
Pengambilan keputusan menggunakan
metode Topsis dan Tsukamoto.
3. Rumus
dan data yang berkaitan dengan nutrisi balita diperoleh berdasarkan dosen ahli gizi Universitas Gajah Mada, Bapak Perdana
Samekto, M.Gz.
4. Input yang diberikan adalah berat badan, tinggi badan, dan
umur anak.
5. Output yang diberikan sistem meliputi, status gizi anak,
jumlah kalori ideal anak, serta makanan yang harus dikonsumsi setiap harinya.
4.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membangun
aplikasi berupa sistem pendukung keputusan kebutuhan nutrisi pada balita.
Aplikasi tersebut diharapkan dapat membantu ibu rumah tangga dalam memberikan
asupan nutrisi yang sesuai pada balitanya.
5.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain bagi:
a. Bidan
dan Ahli Gizi
1.
Memberikan kemudahan
dalam menghitung kalori balita.
2.
Memberikan kemudahan
bagi bidan maupun ahli gizi dalam menilai status gizi balita.
b. Masyarakat
1. Memberikan
kemudahan bagi ibu rumah tangga dalam mengetahui status gizi balitanya.
2. Mempermudah
ibu dalam menentukan asupan makanan yang dibutuhkan balitanya.
6.
Tinjauan
Pustaka
A.
Tinjauan
Penelitian
Penelitian perhitungan kalori pernah
dilakukan oleh Andika Dwi Sapto (2013), mahasiswa Teknik Informatika AMIKOM
Yogyakarta, dengan judul “Aplikasi Penghitung Kebutuhan Kalori Harian Untuk
Penderita Obesitas Berbasis Android”. Implementasi aplikasi menggunakan Android
SDK, Andoid Development Tools, dan IDE Eclipse. Sedangkan bahasa pemograman
yang digunakan adalah Java. Tujuan aplikasi ini adalah untuk membantu
masyarakat penderita obesitas dalam menghitung kebutuhan kalori harian dan
mengetahui jumlah kandungan kalori yang terdapat pada makanan. Sehingga diharapkan
mereka dapat mengatur pola makan menjadi lebih baik.
Penelitian mengenai sistem informasi
asupan gizi pernah dilakukan oleh Ranu Baskoro A.P., Sutardji, dan Oktia Woro
(2011). Judul dari penelitian tersebut adalah “Sistem Informasi Perencanaan
Pola Hidup Sehat Melalui Keseimbangan Aktivitas dan Asupan Maknan”. Sistem
informasi tersebut memberikan sebuah informasi mengenai kebutuhan kalori tubuh
sehari-hari sekaligus rekomendasi untuk mengurangi pola aktivitas setiap hari
dalam menit. Asupan makanan sehari-hari kitapun dapat direncanakan melalui
sistem informasi tersebut.
Penelitian sistem pendukung keputusan
menggunakan metode Topsis pernah dilakukan oleh Desi Leha Kurniasih (2013),
Mahasiswi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan. Hasil dari penelitiannya
adalah meotde Topsis dapat digunakan untuk emmecahkan masalah dalam pemilihan
laptop. Hasil yang diperoleh secara manual sama dengan hasil dalam
komputerisasi.
Sistem Inferensi Fuzzy dengan metode TSK
(Takagi-Sugeno-Kang) untuk menentukan kebutuhan kalori merupakan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Sri Kusumadewi, Teknik Informatika, Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta. Aturan fuzzy berbentuk IF anteseden THEN konsekuen,
dengan menggunakan konsekuen persamaan linier. Fungsi keanggotaannya adalah
linier turun, segitga, dan linier naik. Sistem yang dibagun dapat menghitung
perkiraan kebutuhan energi harian bagi seorang pasien dengan konidisi tertentu.
Empat penelitian di atas menjadi
referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian mengenai sistem pendukung
keputusan kebutuhan nutrisi pada balita dengan menggunakan metode Topsis dan
Tsukamoto. Sistemyang dibuat berbasis android dengan bahasa pemograman Java.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada
metode yang digunakan serta objek pengkonsumsi nutrisi, yaitu pada balita.
B.
Tinjauan
Teori
a)
Sistem
Pendukung Keputusan (SPK)
Menurut
Alter (2002), dalam buku Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang
ditulis oleh Kusrini (2007), Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem
informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian
data. Sistem tersebut digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam
situasi yang semitersetruktur dan situasi yang tidak tersetruktur, dimana tak seorangpun
tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Menurut Keen dan Scoot Morton dalam Saripudin (2009)
“Sistem
Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu
dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem
Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk
manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah - masalah semi
struktur”.
Tujuan
dari Sistem Pendukung Keputusan menuru Turban (2005) dalam Kusrini (2007)
adalah:
1. Membantu
manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semitersetruktur
2. Memberikan
dukungan atas pertimbangan manajer
3. Meningkatkan
efektivitas keputusan yang diambil
manajer
4. Kecepatan
komputasi
5. Peningkatan
produktivitas
6. Dukungan
kualitas
7. Mengatasi
keterbatasan Kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
b)
Metode
Topsis
Menurut
Fan dan Cheng (2009) dalam Arifin dkk (2011) menyatakan “Topsis adalah suatu
metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali dikenalkan oleh
Kwangsun Yonn dan Hwang Ching-Lai pada tahun 1981. Katagori metode Topsis
adalah kategori Multi-Criteria Decision Making (MCDM) yaitu teknik pengambilan
keputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada, khususnya MADC (Multi
Attribute Decision Making). Topsis bertujuan untuk menentukan solusi ideal
positif dan solusi ideal negatif. Solusi ideal positif memaksimalkan kriteria
manfaat dan meminimalkan kriteria biaya, sedangkan solusi ideal negatif
memaksimalkan kriteria biaya dan meminimalkan kriteria manfaat”.
Topsis
menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih tidak hanya mempunyai jarak
terpendek dari solusi ideal positif, akan tetapi juga memiliki jarak terpanjang
dari solusi ideal negatif. Konsep ini banyak digunakan untuk menyelesaikan
masalah keputusan secara praktis. Konsep yang dimiliki sederhana dan mudah
dipahami, memiliki komputasi yang efisien dan kemampuan untuk mengukur kinerja
relatif dari alternatif-alternatif keputusan kedalam bentuk matematis yang
sederhana (Kusumadewi dkk, 2006 dalam Arifin dkk, 2011).
Tahapan
dalam metode Topsis adalah sebagai berikut:
ü
Membuat matriks
keputusan yang ternormalisasi
ü
membuat matriks
keputusan yang ternormalisasi terbobot
ü
menentukan matriks
solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif
ü
menentukan nilai prefensi
untuk setiap alternatif
Langkah-langkahnya
adalh sebagai berikut:
1. Membangun
normalized decision matix. Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a vector adalah :
2. Membangun
weight normalized decision matrix. Dengan
bobot W= (w1, w2, .... , wn), maka
normalisasi bobot matriks V adalah :
3. Menentukan
solusi ideal dan solusi negatif. Solusi ideal dinotasikan A*, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A-
4. Menghitung
separasi. Si* adalah jarak (dalam pandangan Euclidean) alternatif dari solusi
ideal didefinisikan sebagai:
dan
jarak terhadap solusi negatif-ideal didefinisikan sebagai:
5. Menghitung
kedekatan relatif terhadap solusi ideal
6. Merangking
alternatif. Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan Ci*. Maka,
alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak terpendek terhadap solusi
ideal dan berjarak terjauh dengan solusi negatif-ideal.
c)
Metode
Tsukamoto
Metode tsukamoto
mengaplikasikan penalaran monoton pada setiap aturannya. Kalau pada penalaran
monoton, sistem hanya memiliki satu aturan, pada metode tsukamoto, sistem
terdiri atas beberapa aturan. Karena menggunakan konsep dasar penalaran
monoton, pada metode tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk
IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi
keanggotaan yang monoton. Output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan
diberikan secara tegas (crisp) bedasarkan α-predikat (fire strength). Proses
agregasi antar aturan dilakukan, dan hasil akhirnya diperoleh dengan
menggunakan defuzzy dengan konsep rata-rata terbobot. Misalkan ada variabel
input, yaitu x dan y, serta satu variabel output yaitu z. Variabel x terbagi
atas 2 himpunan yaitu A1 dan A2, variabel y terbagi atas 2 himpunan juga, yaitu
B1 dan B2, sedangkan variabel output Z terbagi atas 2 himpunan yaitu C1 dan C2.
Tentu saja himpunan C1 dan C2 harus merupakan himpunan yang bersifat monoton
(Kompetensi Guru Sosial, 2009).
Diberikan 2 aturan sebagai berikut:
IF x is A1 and y is B2 THEN z is C1
IF x is A2 and y is B2 THEN z is C1
Diagram blok proses inferensi dengan metode tsukamoto.
d)
Nutrisi
Nutrisi
atau gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikomsumsi secara normal
oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi. Nutrisi
di peroleh dari hasil pemecahan makanan oleh sistem pencernaan atau seringkali
disebut dengan istilah sari-sari makanan. Nutrisi digolongkan ke dalam 6 (enam)
kelompok utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air
(Proverawati, 2011).
Nutrisi dapat didefinisikan sebagai
jumlah keseluruhan proses yang terlibat dengan asupan dan penggunaan
bahan-bahan makanan. Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perbaikan, dan perawatan aktivitas-aktivitas dalam tubuh. Beberapa fungsi (atau
tahapan) terlibat dalam proses perolehan makanan: (i) proses menelan, (ii)
pencernaan, (iii) absorpsi, (iv) asimilasi, dan (v) ekskresi (Raylene, 2009).
Kebutuhan energi (atau kalori) dapat
dipenuhi melalui asupan karbohidrat, lemak, dan atau protein dalam makanan.
Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan kalori per berat badan atau dengan
menggunakan persamaan Harris-Benedict.
Asupan kalori atau energi yang melebihi
energi yang digunakan disimpan dalam cadangan tubuh. Karbohidrat utamanya
disimpan sebagai glikogen hati dan otot. Lemak, yang disimpan sebagai
trigliserida dalam jaringan adiposa, meliputi cadangan tenaga tubuh terbesar.
e)
Balita
Balita
merupakan bayi atau anak yang berusia lima tahun ke bawah. Sebutan lainnya
adalah masa bayi atau masa kanak-kanak, karena masing-masing memiliki ciri-ciri
khas yang berlainan. Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan
setelah bayi baru lahir selama dua minggu. Masa kanak-kanak juga disebut
sebagai usia prasekolah (Marimbi, 2010).
Menurut
Wisket et al (2011) dalam More J (2014) kebutuhan energi pada anak-anak
meningkat seiring bertambahnya berat badan dan tingkat aktivasi serta kecepatan
tubuh. Kebutuhan energi rata-rata yang diperkirakan untuk bayi dan masa
kanak-kanak dapat dirinci sebagai berikut.
Asupan
energi berasal dari makanan dan minuman, dan diukur dalam kilojoules atau
kilokalori. Energi didapatkan dari protein, lemak, karbohidrat, dan alkohol di
dalam makanan. Banyaknya energi yang berbeda disediakan oleh setiap gram
zat-zat berikut.
Dalam
diet berimbang utuk anak-anak di atas usia 12 bulan, energi masing-masing
komponen sekitar:
Untuk
bayi persentase-persentase tersebut berubah seiring perubahan diet dari hanya
susu saja, yang menyediakan 8% dari protein, 47% dari lemak, dan 45% dari
karbohidrat. Angka tersebut seiring menurunnya asupan susu dan meningkatnya
asupan makanan.
f)
Android
Menurut
Kadir (2013), Android adalah sistem operasi untuk perangkat bergerak. Android
tidak hanya ditujukan untuk ponsel, akan tetapi juga perangkat elektronik
bergerak lainnya. Pada tahun 2012 android telah digunakan pada peranti seperti
smartphone, tablet, peranti pembaca buku elektronik, netbook, MP4 player, dan
TV internet.
g)
Peranti
Pengembang Android
Situs
Android Developers menyediakan Android
SDK (Software development kit) yang memudahkan untuk membuat aplikasi
android. Peranti yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi android antara
lain Java Development Kit (JDK), Eclipse, Android SDK, dan Android Development Tools (ADT).
Java Development Kit (JDK)
adalang perangkat pengembang aplikasi java yang sangat diperlukan untuk membuat
aplikasi android. Hal tersebut dikarenakan android emnggunakan bahasa
pemograman java (Kadir, 2013).
Eclipse
adalanh perangkat pengembang aplikasi yang tergolong sebagai IDE (intregated
development environment), karena menyediakan berbagai fasilitas untuk pembuatan
aplikasi. Perangkat lunak ini digunakan sebagau peranti pengembang aplikasi
yang menggunakan bahasa seperti java, C++, dan Phyton (Kadir, 2013).
Android
SDK adalah kumpulan software yang
berisi mengenai pustaka, debbuger (alat
pencari kesalahan program), emulator (peniru perangkat bergerak), dokumentasi,
kode contoh, dan panduan (Kadir, 2013).
7.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan
sistem ini antara lain meliputi proses-proses sebagai berikut:
a. Metode
Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara
dilakukan dengan dr. Syaiful Anwar, merupakan dokter umum yang bekerja di
Pukesmas Samigaluh. Selain itu wawancara juga dilakukan terhadap para ibu rumah
tangga yang memiliki balita dengan mengambil sampel di lingkungan Kalibawang.
Tujuan dari wawancara adalah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem informasi
yang akan dibangun dan mengetahui rumus perhitungan kalori secara detail.
2. Studi
Literatur
Studi
literatur dilakukan untuk mendalami materi dan mempelajari penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya terkait pembuatan sistem pendukung keputusan jumlah
kalori dan asupan gizi dalam tubuh.
b. Analisis
dan Perancangan
Tahap
analisis sistem dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem dan fitur
yang dibutuhkan dalam sistem informasi yang akan dibuat. Setelah dilakukan
analisis, selanjutnya adalah melakukan perancangan/desain sistem. Tahap
perancangan/desain sistem merupakan pemodelan kinerja sistem dengan menyatukan
komponen yang dibutuhkan dalam sistem sehingga terbentuk secara utuh untuk
memperjelas bentuk sistem informasi yang akan dibangun. Proses yang terdapat
didalamnya adalah pembuatan Data Flow Diagram, Entity Relationsihp
Diagram, Table RelationshipDiagram, dan Design Interface.
c. Implementasi
Sistem
Tahap
impelemtasi yaitu tahap pengkodean yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunkan bahasa pemograman Java dan database menggunakan My SQL. Selanjutnya
untuk mendapatkan timbal balik dari user apakah penelitian yang penulis
lakukan sudah dapat menyelesaikan masalah yang ada, maka dilakukan tahap
pengujian.
8.
Jadwal
Penelitian
Proses yang terdapat dalam tahap
metodologi, selanjutnya dibuat sebuah penjadwalan. Jadwal pembuatan aplikasi
sistem pendukung keputusan kalori dan asupan gizi dalam tubuh adalah sebagai
berikut.
NO
|
KEGIATAN
|
September
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
Januari
|
||||||||||||
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
||
1
|
Studi Literatur
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Wawancara
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisis
dan perancangan sistem
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Implementasi sistem
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengujian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
Daftar
Pustaka
Aldiyningtyas Feryani, Tito Pinandita, Harjono,
Teknik Informatika, Universitas, Muhammmadiyah Purwokerto, November 2012,
Sistem Pendukung Keputusan Penghitung Kalori Diet bagi Diabetesi, JUITA, Volume II Nomor 2.
Baskora Ranu A.P., Sutardji, Oktavia Woro,
Universitas Negeri Semarang, Oktober 2010, Sistem Informasi Perencanaan Pola
Hidup Sehat Melalui Keseimbangan Aktivitas dan Asupan Makanan, Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia,
Volume 1 Edisi 2.
Dwi Saputro Andika, Teknik Informatika, STMIK Amikom
Yogyakarta, Desember 2013, Aplikasi Penghitung Kebutuhan Kalori Harian Untuk
Penderita Obesitas Berbasis Android, Naskah
Publikasi.
Kadir Abdul. 2013. From Zero to A Pro- Pemograman Aplikasi Android. Andi: Yogyakarta
Kaloriku. 2013. Apa Itu Kalori. Avaiable at http://kaloriku.com/blog/page/5/.
Diakses pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 Pukul 08.19.
Kompetensi Sosial Guru. 2009. Metode Tsukamoto. Avaliable at http://repo.informatika.ump.ac.id/giesyasukma/metode_tsukamoto.jsp,
Diakses Pada Tanggal 8 November 2014, Pukul 05.17.
Kusrini, M.Kom. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pndukung Keputusan. Andi: Yogyakarta.
Marimbi Hanum dan Weni Kristiyanasari. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi & Imunisasi
Dasar Pada Balita. Nuha Medika: Yogyakarta.
More Judy. 2013. Gizi
Bayi, Anak dan Remaja. Terjemahan oleh Sri Mulyantini Soetjipto. 2014.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Proverawati Atikah dan Erna Kusuma. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi
Kesehatan. Mulia Medika: Yogyakarta.
Raylene M Rospond. 2008.
Penilaian Status Nutrisi. Terjemahan oleh Benediktus Yohan, D. Lyrawati.
2009.
Komentar
Posting Komentar